Sunday, June 21, 2015

Kajian Artikel Ilmiah IMK - My Self and You : Tension in Bodily Sharing of Experience

My Self and You : Tension in Bodily Sharing of Experience
Helena M. Mentis, Jarmo Laaksolahti, and Kristina Hӧӧk. 2014
Abstract
There is a growing interest in designing systems for sharing experience through bodily interaction. To explore this design space, we built a probe system we named the Lega.  In our 2-month-long research design process, we noted that the users’ attention was set on their own reflective experience, rather than attending to the person(s) with which they were sharing their experience. To explain these findings, we present an inductive analysis of the data through a phenomenological lens to pinpoint what causes such behavior. Our analysis extends our understanding of how to design for social embodied interaction, pointing to how we need to embrace the tension between self-reflection and shared experience, making inward listening and social expression visible acts, accessible to social construction and understanding. It entails experiencing our embodied self as others experience us in order to build a dialogue.
Categories and Subject Descriptors: H.5.2 [Information Interfaces and Presentation (e.g., HCI)]:  User Interfaces
General Terms: Design, Human Factors, Theory
Additional Key Words and Phrases: Phenomenology, experience, interactional

Pengkaji : Sarah Shanaz Shaztika

Sistem Lega merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ekspresi seseorang melalui gerakan tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kemungkinan dan batasan dari gerakan dalam pembuatan desain dan penggunaan sensors dan actuators untuk pembuatan expressive systems selanjutnya. Lega merupakan suatu touch-, motion-, dan location-sensitive device yang digunakan untuk memahami ekspresi atau pengalaman seseorang berdasarkan gerakan tubuhnya.

Proses pendesainan Lega yang berorientasi pengguna membuat penulis harus melakukan eksplorasi terhadap material yang digunakan, baik material digital maupun material konvensional sebab penggabungan material yang berbeda akan menghasilkan experience yang berbeda pula. Desain material ini terus dikembangkan berdasarkan experience pengguna hingga akhirnya terbentuk desain secara keseluruhan. Desain Lega yang menyerupai telur dengan berat sekitar 285 gram, dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pengguna saat menggunakan Lega tersebut.

Perangkat ini terdiri dari inner shell yang terbuat dari plastik dan papan yang melindungi komponen elektronik didalamnya, yang terdiri dari accelerometer, touch sensors, dan radio communication/location hardware.  Bagian bawahnya terdiri dari dua lapis memory foam 4mm yang ditutupi dengan cloth. Delapan coin vibrators, yang biasanya terdapat pada sebagian besar mobile phone, diletakkan diantara foam layer untuk menghasilkan pola getaran. Foam layer membuat permukaannya lunak dan lentur sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan squeeze pada perangkat.

Lega dirancang untuk digunakan oleh kelompok dengan anggota dua sampai lima orang, dengan masing-masing orang membawa perangkat sendiri. Ketika terjadi interaksi antar perangkat maka lampu LED akan menyala dan perangkat pun akan bergetar. LED pada permukaan perangkat akan mengindikasi touch sensor yang sedang aktif. Sehingga saat ekspresi ditemukan dan terespon, maka sebuah kesan (impression) pun akan ditemukan ole sistem.

Sistem didesain untuk tidak mengizinkan pengguna meninggalkan ekspresi pada waktu yang bersamaan ketika sistem sedang melakukan sensing ekspresi. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kebingungan interaksi akibat pencampuran input dan output. Selain itu, penggunaan channel sebagai feedback untuk input dan output dipisahkan dengan menggunakan lampu untuk membuat ekspresi dan getar untuk experiencing ketika proses tersebut terjadi. 

Dalam penulisan jurnal ini, penulis mengambil data dan melakukan analisisnya dengan menggunakan hasil penggunaan Lega oleh beberapa pengunjung di sebuah pameran karya seni di Sweden. Beberapa pengunjung di kelompokan ke dalam satu grup yang kemudian mendatangi pameran seni. Anggota dalam grup tersebut akan terpisah untuk melihat hasil karya seni yang mereka inginkan dan kemudian kembali lagi untuk mengembalikan Lega kepada penulis. Setelah itu pengguna Lega diwawancara per grup terkait bagaimana interaksi mereka dengan penggunaan Lega, bagaimana pengguna menginterpretasikan apa yang telah terjadi, dan apa yang mereka lakukan dengan perangkat tersebut.

Berdasarkan hasil analisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pentingnya menempatkan seseorang bukan sebagai suatu subjek, melainkan sebagai suatu object of study. Hal ini berarti, jika desain ditujukan untuk sharing bukan untuk self-reflection, maka desain untuk perangkat membutuhkan peran lebih dari pengguna dalam Lega experience, sebagai penghubung berbagai experiences ketika pengguna berekspresi menggunakan sistem tersebut.

Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa empati dapat digunakan dengan mudah untuk memahami experience dari seseorang melalui gerakan tubuh dan tindakannya. Empati dalam phenomenological analysis bukan merupakan suatu proses interpretasi yang berbasis ketersengajaan. Hal ini menunjukkan pentingnya membuat tindakan yang dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain melalui sistem, sehingga dapat mendorong terjadinya saling berbagi empati, pengalaman dan perasaan kepada orang lain.

Dalam pembuatan Lega, peneliti memfokuskan pembuatan sistem yang dapat saling berbagi, dimana pengguna harus menggunakan Lega bersama-sama dengan penggunaan Lega yang lain, membuat ekspresi yang dapat dipahami dan dirasakan melalui gerakan tubuh dan prilaku yang mengekspresikan maksud pengguna tersebut. Dengan sistem ini diharapkan seseorang dapat berekspresi dan kemudian saling berbagi empati ke orang lain, sehingga orang tersebut tidak menjadi orang yang hanya terfokus pada ekspresinya sendiri, tetapi juga kepada orang lain.

6 comments:

  1. kajiannya sudah dibuat dengan baik, informasi yang disampaikan pun sudah jelas dan dapat diterima dengan baik oleh pembaca

    ReplyDelete
  2. Ulasannya udah bagus, kata-katanya mudah dimengerti. Pembaca jadi tau apa itu sistem lega. Daebak, good job calah~~

    ReplyDelete
  3. Saya setuju dalam menempatkan seseorang sebagai object of study bukan sebagai subject, karena kita dapat mempelajari banyak hal dari seseorang tersebut. Dan dengan adanya sistem tersebut dapat membantu mengekspresikan serta saling berbagi empati. Trims ulasannya, Sarrr :D

    ReplyDelete
  4. Kajiannya sudah bagus, menambah wawasan baru nih buat pembaca.

    ReplyDelete
  5. kajiannya cukup bagus dan menarik, tetapi lebih baik lagi ditambah dengan gambar untuk mempermudah pemahaman pembaca.

    ReplyDelete
  6. informasi yang disampaikan sudah cukup baik, hanya dengan membaca hasil ulasan saya bisa mengerti sistem lega yang ingin dibangun.

    ReplyDelete